Hai bunda,
setelah sekian lama vakum menulis, akhirnya sempat menulis lagi. Kali ini saya
mau cerita soal persalinan saya yang VBAC (vaginal birth after caesarean) nih...
Buat yang di Jogja, bisa langsung meluncur ke TKP hehehe...
Kemaren saya
sudah sedikit menyinggung soal kehamilan ketiga saya (hihihi, tiga tahun menikah,
tiga tahun pula hamil wkwkwkw *saya subur yaaa???)
Buat yang di Jogja, bisa langsung meluncur ke TKP hehehe...
Penampakan Griya Mahardika |
Hamil pertama,
setelah menikah (ya iyalaahh) mencoba testpack di 13 Desember 2009 (pas ultah
Uda) dan hasilnya positif, namun ternyata Allah lebih sayang sama Yusuf
Muhammad Shalda, jadi diambil lagi dari kami. Ceritanya bisa dibaca DISINI
Tiga bulan saya
abstinence, karena harus mengosngkan rahim setelah kuret di 12 Februari 2010.
Alhamdulillah bulan Mei 2010 saya sudah terlambat haid, ini berrarti kehamilan
saya kedua di tahun kedua pernikahan hehehe...
Selanjutya
setelah merayakan ultah Shoji yang pertama di 22 Februari 2012, saya dapat
haid. Ini haid saya yang terakhir hingga hari ini karena saya dinyatakan hamil
lagi.
Kehamilan ketiga
saya ini bener bener ”smooth”, maksud saya, jika saat hamil Yusuf atau Shoji
dulu, saya memang sering kena gangguan kesehatan. Ada ada saja pokoknya. Mulai
dari sakit gigi, diare, alergi serbuk bunga, alergi serangga, flu, batuk, macem
macem deh. Saat hamil Shoji dulu saya juga sempat disuruh bedrest sama dokter
karena sempat flek.Tapi Sbhanallah, kehamilan Rey ini saya nyaris tanpa
keluhan. Saat belum tau kalau hamil, saya bahkan pulang balik Klaten Jogja
sambil gendong Shoji saat periksa USG 4D ke dr Ivanna (bisa dibaca DISNI). Rey
juga saya ajak begadang kalau malam lantaran baru bisa ngerjain bisnis kalau
malam hari. Selama hamil, presentasi, sharing bisnis, OOM, beauty demo di Magelang (baca DISINI) , ikut lamaran mas
ke Boyolali dilanjut piknik ke Ketep Pas, bahkan hingga 3minggu sebelum HPL
masih menghadiri pernikahan sahabat di Boyolali (baca DISINI) dan dilanjut
periksa kehamilan ke Bidan Kita dan diskusi serius soal keinginan saya untuk
VBAC sama tante YesieAprilia (baca DISINI). Alhamdulillah, Rey nggak pernah
ngeluh atau ngambek.
Selama kehamilan,
saya juga ngurusin Shoji sendiri tanpa ART. Hingga usia 7 bulan pun masih
gendong Shoji (meski Cuma sebentar sebentar), pokoknya full aktivitas deh. Tapi
semua berbuah manis.
Tidak seperti jaman hamil pertama dan kedua dulu, saya masih punya banyak waktu. Kehamilan Rey kali ini saya berusaha meluangkan waktu yang hampir seluruhnya telah tersita dengan aktivitas mengurus Shoji, mengerjakan pekerjaan rumah, mengurusi bisnis dengan mendengarkan CD hypnobirthing. Meski tidak tiap malam, namun mencuri curi waktu. Begitu juga dengan mendengarkan Uda mengaji. Saya juga mengikuti kelas senam hamil dan yoga hanya sesekali saja.
Tidak seperti jaman hamil pertama dan kedua dulu, saya masih punya banyak waktu. Kehamilan Rey kali ini saya berusaha meluangkan waktu yang hampir seluruhnya telah tersita dengan aktivitas mengurus Shoji, mengerjakan pekerjaan rumah, mengurusi bisnis dengan mendengarkan CD hypnobirthing. Meski tidak tiap malam, namun mencuri curi waktu. Begitu juga dengan mendengarkan Uda mengaji. Saya juga mengikuti kelas senam hamil dan yoga hanya sesekali saja.
HPL Rey adalah 3
Desember 2012. Karena pengalaman Shoji maju 2 minggu dari HPL, maka segala
sesuatu sudah disiapkan jauh jauh hari, termasuk semua perlengkapan yang harus
dibawa ke rumah sakit, bisa dilihat DISINI. Namun hingga hari H, dedek Rey
tetep kalem kalem aja. Banyak sms yang menanyakan apakah dedek Rey sudah keluar
atau belum. Di saat yang bersamaan pula, Uda sedang sibuk sibuknya karena
dikejar deadline LPJ akhir tahun. Pikir kami, mungkin Rey sengaja menunggu kami
punya waktu luang untuk benar benar fokus menyambut kehadirannya. Sempat
terpikir, apakah Rey ingin ulang tahunnya sama dengan eyang kakung di 12-12-12
atau ayah di 13-12-12.
Jumat malam, 7 Desember 2012 Uda
mengajak saya pacaran *maksudnya jalan jalan tanpa Shoji. Akhirnya Shoji
dititip dulu di tempat kakung utinya. Kami masih mencari tempat jalan jalan,
akhirnya terbesit untuk jalan jalan ke AMPLAZ sekalian membeli perlengkapan
yang kurang untuk menyambut baby Rey.
Sabtu pagi, 01:00
gelombang cinta dek Rey mulai terasa, tapi masih timbul tenggelam gitu. Ayah tetap berangkat kerja karena ada tugas yang tidak bisa ditinggal,
jadi kakung dan uti saya ”paksa” main ke rumah. Sekitar jam 11 pagi,
gelombangnya makin intens. Uda belum juga pulang dari kantor. Saya tetap
menunggu Uda pulang dan bersikeras nggak mau panggil ambulance sampe Uda
datang. Akhrnya sekitar jam 14:00 diiringi hujan gerimis, Uda datang dan 30
menit kemudian kami panggil Ambulance. Setelah meminta doa dan restu dari bapak
dan Ibu serta menitipkan Shoji pada mereka, kami meluncur ke rumah sakit.
Jam 15:00
Ambulance sampai di RSU Griya Mahardika.
Saya segera dibawa ke VK untuk di cek sudah sampai bukaan berapa. Heran juga
karena tidak ada tanda tanda rembesan air ketuban ataupun lendir darah. Setelah
USG hasilnya debay beratnya sekitar 2,8 kg (saya bersyukur debay tidak terlalu
besar) Setelah di cek USG, letak plasenta di atas, djj bayi 150xmenit, HB saya 13gr/dl (Alhamdulillah normal, padahal sebelumnya hanya 8,7gr/dl) dan denyut jantung 120/80 (padahal biasanya 100/70 bahkan hingga 90/60). Setelah hasil observasi, saya yang punya riwayat SC dan baru berselang 22 bulan dari SC pertama diperbolehkan mencoba untuk
bersalin secara normal) dan hasil VT ternyata baru bukaan 1. Hah? Bukaan 1?
Wwkwkw...padahal rasanya udah lumayan tuh...Saya jadi teringat lagi jarak
bukaan 1 dengan bukaan 9 jaman Shoji dulu 36 jam dan kepala Shoji tak juga
turun. Membayangkan menjalani proses pembukaan yang begitu lama membuat saya
merinding, tapi saya memang sudah membulatkan tekad, untuk yang kali ini saya
ingin sekali merasakan bersalin secara normal. Pertimbangan saya satu satunya
adalah ”Kalau SC lagi saya akan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih,
sementara Shoji sangat membutuhkan saya karena Uti hanya bisa menunggui saya
sampai 1 minggu saja. Bismillah...Bismillah...Kebayang banget repotnya apalagi
kalau ditinggal ayahnya kerja. Tapi nggak akan saya bayangkan ahhh...dihadapi
sajah.
Saya akhirnya
balik ke kamar dan dipersilakan jalan jalan kalau masih kuat. Sebelum jalan
jalan masih sempet Sholat Ashar dulu untuk menenangkan hati. Dapat sms juga dari
Ama Uda Ryan untuk melafalkan dzikir “HasbunalLâh Wani’mal-Wakîl”,
Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”.
(QS. 3:173)
“Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah
Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong
[Ni'mal-Mawla Wani'man-Nashîr]“. (QS. 8:40)
Tiap kali gelombang cinta itu datang, Uda selalu membimbing
untuk melafazkan dzikir.
Jam 19:00 Bidan melakukan VT lagi dan ternyata sudah bukaan
6, saya langsung dibawa ke ruang VK untuk persiapan persalinan. Jam
21:00 VT berikutnya, sudah bukaan 8 dan kepala debay sudah turun.
Alhamdulillah, Rey benar benar tangguh mencari jalan keluar. Sambil menggenggam
tangan saya, Uda tak henti berdzikir dan disela sela gelombang cinta dedek, dia
menawari saya makan dan minum untuk menambah tenaga saya. Saya tidak berhenti
memegang tangan Uda dan menatap matanya. Rasanya tenang sekali….dan dalam
gelombang gelombang cinta itu, saya tak henti tersenyum. Karena saya tahu bahwa
sebentar lagi saya akan bertemu dengan buah cinta kami untuk yang pertama kali.
Kata tante Yesie Aprilia, selama kita rileks dan tersenyum, maka jalan lahir
pun akan rileks dan tersenyum juga. Sekitar pukul 22:50 VT dokter Wita sudah bukaan
10, daaan…saya sudah boleh mengejan. Tapi pas udah bukaan 10 kok malah hasrat
pengen “pup” nya ilang yah? Saya malah nggak ngerasa apa apa hehehe…Tapi
Alhamdulilllah setelah 4 kali mengejan dengan bisikan cinta dari Uda yang duduk
di belakang saya dan memeluk dari belakang, meluncurlah debay masih di dalam
selubung ketubannya.
Kami sebagai orang tua yang punya idealisme sendiri, punya
banyak banget permintaan yang Alhamdulillah difasilitasi oleh RSU Griya
Mahardika. IMD sudah pasti ya, begitu dek Rey ditaruh di dada saya (masih
berlumuran darah dan lendir) rasanya semua sakit langsung lenyap. Bahkan saat
dijahit pun saya nggak ngerasa. Kami juga minta delay cord, karena Rey tali
pusatnya cukup panjang. Sudah itu, kami juga minta rooming in dengan Rey, jadi
Rey hanya dibersihkan sekenanya lalu diberi baju dan bedong, habis itu kami
bawa ke kamar dan bobo di samping saya :) (Shoji dulu juga cuma
dibersihkan 2 jam lalu stay di kamar bareng bunda)
Malam minggu itu jadi kencan pertama saya dengan Rey yang
tak terlupakan pokoknya. Saya nggak bisa tidur dan hanya melihat dia tertidur
pulas disamping saya. Sisa sisa darah di rambutnya dan beberapa di bagian
wajah. Dia tampak lelah setelah berjuang mencari jalan keluar ke dunia untuk
bertemu kami, orangtuanya. Sungguh sebuah keajaiban, dan betapa saya merasa
Allah sangat sayaaaang pada kami.
Minggu pagi saya
sudah bisa mandi sendiri. Dan sorenya sudah bisa beraktivitas seperti biasa.
Beda banget sama jaman saya SC. Hari pertama waktu Shoji dulu saya masih
belajar miring, hari kedua belajar duduk dan hari ketiga belajar jalan. Ini
hari kedua saya sudah bisa jalan jalan ke lobby depan untuk mengantar Rey
imunisasi dan hari ketiga udah seru seruan narsis di taman untuk foto foto hehehhe...
imunisasi |
Shoji kecapekan jaga adik |
tamannya bagus, buat ajang narsis :) |
Kata orang,
aktivitas kita selama hamil mempengaruhi keberhasilan persalinan. Iya banget
sih menurut saya. Aktivitas selama hamil Rey, mengasuh Shoji sendirian di
rumah, mengerjakan berbagai pekerjaan rumah. Bahkan hingga hamil 7 bulan dan
perut saya membuncit begitu, masih pula menggendong gendong Shoji. Hihihi mau tanya resepnya? Nutrishake! hihihii. Selama hamil saya rutin konsumsi Nutrishake, sebelum lahiran juga, biar tenaganya optimal meski nggak bisa makan makanan padat. Saat penyembuhan selama di rumah sakit juga looh...Alhamdulillah karena protein tinggi pemulihannya lebih cepet jadinya :)
Untung Nutrishake gak ketinggalan dibawa :) |
Bersyukur sekali
rasanya bisa merasakan lahiran normal :) luar biasa dan ajaib sekali. Selama seminggu saya masih ditunggui ibu, namun di hari ke 8, saya sudah harus mengasuh Shoji dan mengurus Rey sendiri saat ayahnya bekerja. Untungnya Rey sangat tenang, ia hanya terbangun dan menangis saat BAB,BAK, atau ingin minum. Nggak ada ngajakin begadang dan bikin saya kehabisan energi di malam hari. Shoji juga sebagai kakak sangat kooperatif, saat saya akan mengurus Rey, menggantikan popok, atau menyusui, Shoji sudah bisa main sendiri atau menunggui saya menyusui sambil mengelus elus kepala Rey atau menciumnya. Tampaknya Shoji senang punya adik. Hanya saja, toilet training Shoji sedikit terganggu. Beberapa kali dia kelepasan pipis lantaran saya sedang menghandle Rey dan tidak bisa menemaninya ke kamar mandi (tiap anak bervariasi dalam menghadapi kehadiran anggota keluarga baru lho bunda, ada yang mendadak rewel, gak mau ditinggal, memusuhi adik dll)
Lepas dari itu semua. kelahiran Rey membawa warna baru untuk hidup kami. Untuk yang pengen liat liat Rumah Sakitnya, bisa langsung klik http://www.rsu-griyamahardhika.com
yang nengokin... |
Alhamulillah boleh pulang... |
Lepas dari itu semua. kelahiran Rey membawa warna baru untuk hidup kami. Untuk yang pengen liat liat Rumah Sakitnya, bisa langsung klik http://www.rsu-griyamahardhika.com
Salam Gentle Birth
/Aya
wah mau yah RS nya delaycord... dokternya nanggepin apa waktu pertama kali minta delay cord?
ReplyDeleteEnggak bener bener lama sih mba...
DeleteTapi lumayan laah...sambil nunggu IMD dan plasenta keluar...
Tapi wis seneng lah lahiran ditemani suami, coz jaman Shoji ayahnya nggak boleh masuk ruang operasi, jadi baru diadzani di luar ruang operasi hiks...
Sukaaa
ReplyDeleteSelalu takjub dengar cerita kelahiran ya mak, masing2 anak sudah punya jalannya sendiri untuk dilahirkan dengan media apa :)
btw tukeran link blog ya mak :)
siiipp...pokoke tiap cerita kelahiran pasti berkesan, terutama buat bunda bunda yang pastinya sudah penuh perjuangan membawa malaikat mungil ke dunia
Deletesiiip...done follback ya mak :)
Salam kenal mak :) Bagus kok blognya, saya suka, banyak foto & informatif. Sabaiknya tiap artikel dikasih page breaker mak, nanti munculnya "read more" supaya halaman depan lebih banyak pilihan & lebih dinamis. Sun untuk baby :)
ReplyDeletesiipp..makasih mba Lusi :)
Deletentar belajar lagi mempercantik blognya deh :)
Salam kenal mbak,sepertinya pengalaman dg rs griya mahardika meninggalkan kesan yg sangat baik ya. Saya blm pernah melahirkan di rs griya mahardika, tapi bulan ini berencana utk melahirkan disana,sdh survey biaya dan tempat jg,tp msh ada hal yg mengganjal yaitu kurangnya info dari orang yg pernah melahirkan disanalberuntung saya bertemu dg blog ini.seandainya tdk keberatan bolehkah kiranya share berapa biaya yg di keluarkan utk persalinan ini dan selama brp hari? (Soalnya brosur yg sy baca cm menyediakan info paket persalinan selama 2 hari). Apakah proses persalinan di bantu dg dokter umum atau dokter spesialis? Dengan dokter siapakah waktu itu?demikian pertanyaan saya,seandainya kurang berkenan saya minta maaf,jazakumullah.
ReplyDeleteHai mba Dwi, salam kenal mba...
DeleteIya, saya ambil paket 2 hari, tapi nambah 1 hari lagi buat istirahat, total sekitar 3,2 jt mba. Saya waktu itu dibantu Dr. Wita, dokter umum, karena dokter specialist cowok semua :D saya pribadi kurang nyaman, semoga berkenan. Kalau masih ada yang ingin ditanyakan, boleh add FB saya atau sms ke 08994100939 ya mba :)
Bun mau tanya... Kalau di RSGM keluarga boleh ikut nginap gak selain suami? Niatnya pingin ditemenin sama anak (4tahun) dan utinya. Mbayangin jauh dari anak pertama kok gimana gitu
ReplyDelete