Test ASSR |
Hai Bundas,
Masih ingat ya cerita Aisha saat menjalani test OAE. Ceritanya bisa dibaca disini
myvioletya.blogspot.co.id/2016/04/screening-gangguan-pendengaran-dengan.html?m=0
Nah, karena hasil test OAE Aisha kanan REFER dan kiri REFER, maka saran dokter THT saat itu adalah melakukan test BERA pada awalnya. Test BERA pernah saya ceritakan di postingan ini (yang menjalani test BERA Shoji, bukan Aisha).
myvioletya.blogspot.co.id/2014/05/dan-keajaiban-itu-bernama-speech-delay.html?m=0
Kenapa sih dilakukan test test seperti ini? Seperti pernah saya sampaikan, ada indikasi anak tidak merespon saat diperdengarkan suara, biasanya ada masalah dengan pendengaran atau ada masalah dalam syaraf responnya. Nah yang pertama kali diperiksa adalah organ pendengarannya.
Tahapan kita bisa mendengar suara kurang lebih seperti ini
1. Suara ditangkap daun telinga dan diarahkan melalui saluran telinga
2. Getaran suara ditangkap gendang telinga dan diteruskan ke telinga tengah
3. Getaran diteruskan oleh tulang – tulang sanggurdi ke jendela rumah siput
4. Rumah siput menghantarkan getaran melalui cairan yang memenuhi rumah siput sehingga dapat ditangkap oleh sel – sel saraf rambut getar dalam rumah siput
5. sel – sel saraf rambut getar di rumah siput menghantarkan sinyal listrik akibat getarannya ke saraf pendengaran
6. saraf pendengaran menghantarkan sinyal listrik ke otak
7.otak menerjemahkan sinyal listrik sebagai sensasi bunyi
Berasa kembali ke kelas 6 SD saya saat belajar panca indera hehehe...
Tes yang dijalani Aisha kemarin adalah TES OAE (Oto Acoustic Emission). Ini fungsinya menguji kinerja alat pendengaran dari gendang sampai rumah siput tetapi terutama rumah siput. Cara kerjanya dengan memberikan nada murni ke telinga dan menangkap responnya melalui perubahan tekanan di saluran telinga. Kemarin sih saya baca tulisan dari dr.Mita (dokter THT yang memeriksa Aisha), diagnosanya kecurigaan sensorinerual hearing loss (SNHL) yaitu kerusakan sel saraf di rumah siput.
Oleh sebab itu, Aisha perlu pemeriksaan elektrofisiologis lain sehingga dilakukan Auditory Steady State Response (ASSR), atau kadang-kadang dikenal juga sebagai Steady-State Evoked Potential (SSEP).
ASSR adalah salah satu metode pemeriksaan terbaru yang dapat digunakan oleh para audiologis untuk menentukan prediksi ambang pendengaran pada anak-anak.
Jadi yang namanya gangguan pendengaran itu variatif sekali bunda, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Batas ambang dengar manusia adalah sekitar 20 desibel. Ini kira kira setara dengan suara desir daun atau detak jam dinding. Nah jika tidak bisa mendengar bisikan atau suara lembut (20-45 desibel) biasanya adalah gangguan suara ringan. Selanjutnya jika ambang pendengaran adalah 45-60 desibel disebut gangguan pendengaran sedang. Disebut gangguan pendengaran berat jika ambang dengarnya 75 - 90 desibel (suara dering telepon, Guntur, bayi yang menangis keras). Untuk gangguan pendengaran seperti ini butuh alat bantu dengar (ABD)
Tujuan ASSR adalah untuk membuat estimasi audiogram statistik yang akurat. Pada respons dari ABR diukur dalam microvolts, sedangkan pada ASSR diukur dalam nanovolts. Pada dasarnya, cara pemeriksaan pada tes ASSR ini sama dengan pemeriksaan pada BERA. Yang membedakan adalah frekuensi yang diperiksa serta gambaran hasil tes. Hasil tes BERA gambarannya berupa gelombang-gelombang sedangkan hasil tes ASSR berupa audiogram.
Dengan tes ASSR bisa diketahui berapa batas ambang dengar Aisha dan lalu dapat digunakan untuk menyetel alat bantu dengar yang tepat
Lalu, kemarin ngapain aja siih?
Awalnya Aisha dibawa ke Panti Rapih dalam keadaan bangun, tapi di jalan Aisha ketiduran. Saat perawat melihat Aisha, dia kaget, karena sebaiknya memang kalau bayi lebih baik saat test tidurnya alami tidak menggunakan obat tidur.
Nah, mumpung Aisha tidur, perawat dr Ashadi menawarkan untuk test ulang OAE. Akhirnya dilakukan test ulang. Saya berdoa saat itu dua duanya hasilnya PASS.
Sudah diulang 2x tetap saja hasilnya REFER kanan dan kiri...baiklaaahhh gumam saya. Singkat cerita Aisha terbangun, jadi nggak bisa ditest ASSR. Perawat menanyakan ulang apakah Aisha boleh diberi obat tidur. Karena berat badan Aisha saat itu masih 6,6 kg, sementara yang pernah saya dengar batas pemberian obat adalah 10 kg (hiks...kapan test nya coba)Namun kemudian dr. Ashadi memberikan dosis obat sesuai dengan berat Aisha (kurang lebih 200 gr). Aisha nggak susah sih minum obatnya, awalnya seperti mau muntah, tapi tak lama setelah dia nenen, Aisha ketiduran.
Pemasangan kabel lumayan ribet, tapi akhirnya selesai. Aisha kelihatan manis sekali dalam tidurnya :)
Baru selesai test untuk telinga kiri, ternyata Aisha terbangun. Hiks hiks, jadi belum bisa dapat hasil telinga yang kanan.
Kata dokter Ashadi saat membaca hasil test, ambang pendengaran Aisha sekitar 30 desibel, which is sebenernya normal. Dan kabar baiknya Dokter Ashadi membaca hasil OAE Aisha sewaktu usia 2 minggu, telinga kanan PASS...insyaallah sih semuanya baik...
Alhamdulillah ya Allah, satu rangkaian test sudah terlewati. Dokter Ashadi lalu menyarankan kami bertemu dokter spesialis tumbuh kembang anak. Karena memang Aisha tumbuh kembangnya tidak sesuai dengan tumbuh kembang anak seusianya.Hal yang menjadi pertanyaan besar adalah, kenapa OAE hasilnya REFER meski sudah diulang beberapa kali?
Salah satu penyebab gagalnya test adalah kondisi anak sedang tidak fit (batuk pilek) atau lubang telinganya terlalu kecil. Saya juga ingat saat test OAE itu Aisha memang agak pilek. Dokter Ashadi bilang Aisha harus sering sering distimulus dengan berbagai suara supaya telinganya terbiasa mendengar berbagai macam frekuensi bunyi. Cerita mengenai hasil konsultasi dengan dokter anak di postingan selanjutnya yaaa
Love,
/Aya
Harusnya dites pas ga pilek ya? Alhamdulillah kalau bagus hasil tes pendengaran nya Mbak. Ditunggu hasil konsultasi tumbangnya, Sara blm pernah qkonsultasi tumbang soalny, hanya ketemu DSA kalau pas imunisasi tp juga skalian dicek tumbangnya
ReplyDeleteIya, kata dokter pilek dan flu mempengaruhi sih. Jadi anak harus sehat pas di tes ini itu hehehe...kondisi terbaiknya pokoknya
DeleteBaru tahu serangkaian tes2 tersebut diatas. Ditunggu cerita selanjutnya mak.
ReplyDeleteHahaha...saya puuunnnn
DeleteSiyap berkabar mak Ika :*
Baru tahu serangkaian tes2 tersebut diatas. Ditunggu cerita selanjutnya mak.
ReplyDeletedr. Ashadi juga dokter THTnya Luna ni.. Luna juga kena infeksi telinga nih.. Selalu keluar cairan setiap dia batuk-pilek. :((
ReplyDeleteWah Luna...sehat sehat ya cantik
DeleteDokter Ashadi di Panti Rapih sama Sardjito ya mak?
Mudah2an tes selanjutnya hasilnya bagus. Aamiin.
ReplyDeleteAamiin aamiin...
DeleteGWS, Aisha!
ReplyDeleteAamiin...terimakasih Tante Adriani :*
DeleteHalo, bundanya Aisha, salam kenal
ReplyDeleteSaya mau tanya, untuk tes ASSR dengan dr. Ashadi di Panti Rapih, apakah harus pesan/reservasi dulu, atau langsung datang saat jadwal praktek dr. Ashadi ya?
Trimakasih penjelasannya :)
Maaf baru balas, untuk test kemarin Aisha dapat rujukan dari dokter THT di PKU karena alat di PKU nggak ada. Sepertinya kontrol dulu bisa, lalu bikin perjanjian kapan mau test ASSR nya. Semoga membantu
DeleteMau tanya mb.. dulu pas bayi aisya kagetan tidak ya? Soalnya Luqman anak saya juga kemarin tes oae nya kanan pass dan kiri refer, dan ini tes kedua di umur 6 bulan, dokter bilang ini karena anak saya lahir prematur, bbslr dan kuning.. dan tdk terlalu kagetan...
ReplyDeleteBu,kalau salah satu hasil refer terus bagaimana saran dokter selanjutnya?
DeleteAisha dulu bayinya kagetan mbak. Sebenarnya OAE adalah screening awal. Jika hasilnya refer sebaiknya segera tes BERA atau ASSR untuk mendapatkan hasil yang lebih detail. Coba tanyakan ke dokternya untuk memberikan rujukan BERA atau ASSR ya mbak 😊. Semoga Luqman sehat selalu
DeleteTrs skrg gimna keadaan aisha mbak udah bisa respon suara panggilan kah ?
ReplyDeleteSetalah bedah syaraf ini, tampaknya indera pendengaran Aisha mulai terstimulasi dengan baik mbak. Udah mulai mencari sumber suara jika dipanggil
Delete