#Momfulness Seni Mengelola Emosi Untuk Para Bunda

 


Assalamualaikum Sahabat Bunsho,

Postingan ini sengaja saya buat sebagai reminder sekaligus berbagi ilmu mengenai suka duka dunia parenting khususnya bagi para bunda. Sering kali kita sebagai ibu memiliki banyak problematika yang berujung pada performa kita berperan dalam rumah tangga. 

Tanpa disadari (atau sebenernya sangat disadari ya), kita memiliki peranan penting sebagai api yang bertugas memberikan cahaya dan kehangatan dalam keluarga kecil kita. Apa jadinya jika api itu terlalu redup hingga tak cukup menghangatkan, atau malah terlalu panas berkobar kobar sehingga membuat menjadi tidak nyaman. 

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengikuti training bersama Raden Prisya bertajuk "Momfulness". Acara ini kerjasama Dompet Dhuafa, Raden Prisya sebagai Duta Kebaikan Dompet Dhuafa, Mindrevive, Haloclass.id, Sovia Jewelry dan DS Modest. 

Acara dibuka dengan sambutan dari Mas Zahron selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jogja. Dalam prakata beliau ada hal yang saya garisbawahi, "Ketika melihat postingan atau aktivitas berbagi, hati kita pasti terasa hangat. Hal ini ternyata merupakan fitrah kita sebagai manusia". Masya Allah bener banget ya, berbagi itu selalu membahagiakan. Namun sebelum kita sebagai ibu berbagi cinta kasih kepada keluarga, pastikan kita terlebih dahulu menyiapkan tangki cinta yang cukup sekaligus berdamai dengan diri kita sendiri.


Sesi Bersama Raden Prisya

Awal sesi dibuka dengan sebuah pernyataan yang memang ternyata dalam sekali maknanya. "Ketika kita sedang mengulik diri sendiri, coba perhatikan ibu dan anak kita. Mengenali diri sendiri adalah mengenali bagaimana hubungan kita dengan anak dan orang tua. Hubungan kita dengan orang tua juga memiliki problematika masing masing. Sebagai contoh, kondisi dementia adalah kondisi overstimulasi otak dan ketidakmampuan kita mengelola emosi. Sesungguhnya, hal yang mesering membuat kita sakit adalah ekspektasi diri kita sendiri. 

"Untuk menyelesaikan masalah, kita butuh kesadaran yang lebih tinggi dari saat masalah itu bermula" -AlbertEinstein-

Are You Aware of Your Needs 

Kunci dari keberhasilan kita mengelola emosi adalah seberapa paham kita dengan kebutuhan diri kita sendiri. Coba latih diri kita untuk menggali ini lewat inner child kita. Raden Prisya memberikan latihan dengan visualisasi kita mencari keberadaan diri kita sendiri ketika menutup mata dalam suasana tenang. Apa yang kita temukan, sudahkah kita bertemu dengan diri kita dalam visualisasi itu. Apa yang ingin kita tanyakan padanya? 

Salah satu yang bisa kita lakukan untuk memperbesar kesuksesan pengenalan diri ini adalah menyadari dan menerima dengan senang hati, segala yang sudah kita dapatkan saat ini. Ini adalah hadiah dari Allah dan harus kita rayakan dengan penuh kebahagiaan. Jika ada diantara para bunda yang merasa semuanya serba cepat, multitasking dan tidak ada kesempatan istirahat, coba beri jeda untuk diri sendiri. berikan waktu untuk transisi. Mengatur nafas. Meskipun tidak butuh waktu banyak, transisi ini mampu mengembalikan energi kita dan mempersiapkan kita menghadapi aktivitas selanjutnya dengan lebih baik.  

What Type of Mother You Are?

Menurut Mbak Pi, ada 4 tipe ibu-ibu dalam kesehariannya saat ini. Dari keempat tipe tersebut, pasti ada satu yang paling mendekati dengan kepribadian kita. Jujur ya, saya pribadi kadang merasa iri kalau ada teman yang bisa melanjutkan karir dengan mudahnya, memiliki banyak pencapaian, atau ada teman yang setiap hari berbagi mengenai kesukaannya mengurus rumah atau bersih bersih. Meskipun sebenarnya saya sendiri kalau ada di kondisi mereka belum tentu juga merasa nyaman ya. Kata orang jawa "Wang Sinawang" alias, semua tidak seperti yang kita lihat. 

Empat tipe itu adalah
  • Full time mother : love to cook and clean the house
  • The mother that needs to do her things occationally
  • The 50 50 mother : needs me time everyday
  • The mother that needs to work hard
Kuncinya sebenarnya adalah menyadari kepribadian kita dan tidak berekspetasi menjadi ibu yang "bukan kita banget". Setiap ibu adalah baik. Terlepas dari tipe tipe tersebut, mereka menjalaninya tentu dengan tujuan terbaik bagi keluarga. Setiap kondisi ibu pasti berbeda. Memiliki tantangan masing masing yang membuat ibu ibu ini perlu menjalankan perannya. Alangkah baiknya jika kita menghilangkan sifat kompetisi dan menganggap diri kita sendiri adalah tipe ibu yang terbaik, karena setiap ibu punya alasan dibalik setiap pilihan mereka. Hal yang hanya mereka yang tau dan itu pasti sudah dipikirkan matang matang disesuaikan dengan kondisi mereka. 

Everything Happens From Today

Di akhir sesi, Raden Prisya menekankan beberapa hal penting. Jika kita merasa ada hal yang perlu kita rubah untuk memperbaiki kondisi saat ini, mungkin ini adalah saat yang terbaik. Kita coba juga untuk memproyeksikan bagaimana kehidupan kita 5, 10, 15 tahun ke depan jika kita terus menerus terjebak dalam kondisi yang toksik  dan enggan mengubahnya. Jujur pada diri sendiri, mengakui dan menerima semua segala luka batin dan kelelahanitu serta mencoba release. Mba Pi mengajarkan beberapa teknik yang bisa kita terapkan untuk relese emosi dengan lebih baik. Terakhir kita semua diajak menuliskan journal tentang diri kita.

What kind of mother I am? What kind of mother do I want to be? What I'm grateful for?

Itu adalah pertanyaan terakhir untuk menutup sesi training. Menjadi sebuah perenungan yang membuat saya meralebih lega karena saya tau saya harus kemana dan apa yang saya lakukan. Yang jelas, memberikan semangat baru untuk menjalani aktivitas sebagai ibu sesuai dengan visi dan misi saya. Alhamdulillah acaranya bermanfaat sekali. Terimakasih Dompet Dhuafa dan Raden Prisya untuk acaranya, semoga bisa ikut pelatihan Raden Prisya selanjutnya. 

No comments