Berstatus sebagai ibu rumah tangga dengan dua batita (baca
bawah TIGA TAHUN) tanpa asisten dan tinggal terpisah dari orang tua bukanlah
persoalan mudah. Mengerjakan semua pekerjaan rumah seorang diri plus momong dua
bayi yang masih sangat egosentris kadang begitu melelahkan. Melelahkan secara FISIK dan PSIKIS :D
Sebagai manusia normal yang punya waktu 24 jam sehari, saya harus
superduper pandai mengoptimalkan waktu agar bisa lebih produktif. Tidur jam
12 malam atau lebih (karena Shoji termasuk anak yang hobby begadang, dan
bangun jam 3 pagi.
Apa aja sih yang dikerjakan? Hmm...rata rata semua ibu rumah tangga juga ngelakuin ini kan ya...BBM (Beresberes Bebenah Mencuci) Energi dan waktu rasanya gak cukup kalau dibayangkan, tapi kalau dilakukan, nyatanya bisa bisa aja tuh, meski kadang mau tidak mau jadi addict sama kopi lantaran klo gak pake doping bisa ngantuk banget *maafkan bunda ya Rey ^-^
Bangun jam 3 udah langsung disuguhi setrikaan, lanjut beberes rumah, masak nasi dan air, masak sayur dan lauk juga.
Setelah itu bisa mandi dan siapin sarapan sembari mandiin Rey dan Shoji setelahnya. Kalau Shoji pas gak main di Paud, biasanya akan lanjut dengan momong doi main.
Apa aja sih yang dikerjakan? Hmm...rata rata semua ibu rumah tangga juga ngelakuin ini kan ya...BBM (Beresberes Bebenah Mencuci) Energi dan waktu rasanya gak cukup kalau dibayangkan, tapi kalau dilakukan, nyatanya bisa bisa aja tuh, meski kadang mau tidak mau jadi addict sama kopi lantaran klo gak pake doping bisa ngantuk banget *maafkan bunda ya Rey ^-^
Bangun jam 3 udah langsung disuguhi setrikaan, lanjut beberes rumah, masak nasi dan air, masak sayur dan lauk juga.
Setelah itu bisa mandi dan siapin sarapan sembari mandiin Rey dan Shoji setelahnya. Kalau Shoji pas gak main di Paud, biasanya akan lanjut dengan momong doi main.
Capek secara fisik dan emosional itu pasti. Dituntut punya
usus yang luarbiasa panjang dan belajar sabar dan sabar. Mengajar 20 anak
(pernah hingga 26 anak) usia 4 tahun dalam satu kelas taman kanak kanak terasa lebih
ringan dari ini *beneran, saya sudah pernah menjalaninya! Tapi saya berusaha
benar untuk menikmati setiap proses ini. Adalah hal yang sangat istimewa
melewati tahapan kehidupan, dimana kita menjadi pusat dari alam semesta untuk
anak anak kita. Hanya saya yang akan mereka panggil, dekati dan mintai tolong
untuk melakukan apapun. Menjadi superwoman yang selalu dibutuhkan (at least
oleh anak anak itu)
Ini cerita tentang saya, dan dua permata hati saya yang kian
beranjak dewasa (ciyeeehhhh…belon juga 3 tahun disebut DEWASA, Hellooo… ????)
Shojiki Kenzie Salfarino
Ksatria yang jujur dan pemimpin yang bijaksana, jagoan
pertama saya. Saat ini menginjak usia 25 bulan. Usia yang dibilang orang sedang
lucu lucunya *meskipun kadang bagi saya, dia bisa menjadi sangaaat tidak lucu
*sigh.
Di usianya yang sudah lebih dari 25 bulan ini, Shoji belum
benar lancar bicara. Kata kata yang kami tangkap jelas hanya “ayah”, “mam”,
“haus”, “nonton”, dan “laptop”. Selain itu kami harus dengan penuh sukacita
membuka kamus bahasa kalbu ;P
“Speech delay” bahasa keren yang digunakan untuk
mendefinisikan keterlambatan bicara Shoji. Kami tau betul, hal ini kadang
membuat dia frustasi *begitu juga kami orangtuanya. Jika maksud yang ingin ia
utarakan tak jua kami bisa tangkap dengan benar. Shoji kini bahkan cenderung
lebih suka menjauh saat kami mengajak Rey yang sedang aktif aktifnya mengoceh.
Jika kami katakan “Uda Shoji, nih lho dek Rey ngajak ngobrol” ia mengambil
langkah mundur dan mengajak saya atau ayahnya untuk melakukan aktivitas lain.
Mbah Google sudah saya ubek ubek untuk mencari akar
permasalahan ini, beberapa forum juga saya ikuti dan ubek ubek dokumen. Ayah
Shoji merasa saya terlalu khawatir dan meminta saya untuk lebih sabar menunggu
perkembangan Shoji tanpa berusaha membanding bandingkan dengan tumbuh kembang
anak anak yang lain. Tapi sebagai seorang ibu yang ikut beberapa forum mengenai
tumbuh kembang anak, yang rata rata temannya adalah ibu dengan anak seumuran
Shoji yang anak anaknya sudah bisa diajak bercanda dan berkomunikasi aktif, mau
tidak mau saya jadi sedikit khawatir.
Dulu, sebelum Rey lahir, Shoji sedang giat giatnya mengoceh.
Kosakata sudah cukup banyak dan mau mengucapkannya. Toilet training juga sudah
OKE banget. Tidak pernah ngompol dan kalau mau pipis sudah mau ajak ke kamar
mandi meski belum bilang “pipis” atau “pup”
Tapi sejak Rey lahir, Shoji lebih pendiam, toilet training
pun harus mulai dari awal. Memang sih, kami menggunakan berbagai macam bahasa di
dalam rumah. Ayahnya sering bertalipun dengan keluarga di Solok pakai Bahasa Minang, Saya terkadang keceplos bahasa Inggris (kebiasaan saat mengajar dulu), eyang uti dan kakungnya
menggunakan bahasa Jawa. Tapi sudahlah, saya berusaha berpikir positif bahwa
kelak jika Shoji benar lancar bicara, ia bahkan bisa dengan lancar mengunakan
berbagai bahasa yang ia kenal.
Ia istimewa, dan saya
bangga padanya…
Averey Hanif Salfarino
Insan yang tangguh dan berpendirian teguh, jagoan kedua
saya. Umurnya hampir menginjak 4 bulan. Lahir sama dengan kakaknya 2,5 kg, tapi
saat ini beratnya sudah 7 kilo. Sudah bisa berguling guling, bahkan saya sempat
menemukannya sudah berada di tepi kasur, hampir hampir terjatuh. Ocehannya
mulai banyak dan sangat ekspresif dan komunikatif dengan kami. Sejak kehamilan
Rey, sungguh saya merasakan banyak dimudahkan. Meski tak berlesung pipi seperti
sang kakak atau berbulu mata panjang, Dia tetap terlhat ganteng dengan senyum
menawan dan hidung yang didapat dari ayahnya “thanks God, akhirnya gen hidung
ayah menurun di Rey”
Menginjak usianya yang hampir 4 bulan ini, Rey makin banyak maunya. Makin pinter *pinter meminta dan menolak. Sungguh kalau sudah ingin micubun, nangisnya keras sekali. Kadang sampai keluar airmata yang membuat saya sungguh tidak tega untuk "persiapan berlama lama".
Rey adalah anak yang sangat kooperatif. Sejak lahir nggak
pernah ada masa saya begadang, bahkan sejak hamil ia sangat pengertian. Begitu
juga ketika dihadapkan pada kondisi dimana kakaknya ingin diperhatikan,
biasanya Rey lebih mengalah.
Dua jagoan saya, berbeda tapi sama. Beda karakter tapi
keduanya istimewa. Wajah boleh irip, tapi yakin deh sifatnya nggak semirip
wajahnya.
Saya cinta keduanya
Mereka permata di kotak perhiasan saya
Pelangi di langit saya
Tungku perapian di rumah saya
Para penjaga hati,
Penenang jiwa,
Pembasuh luka
Hidup saya lebih berwarna karena mereka, dan tak ada rasa
syukur yang lebih tinggi lagi terhadap nikmat yang Alloh kasih ke saya dan Uda.
Terimakasih Alloh yang sudah menjadikan kami keluarga yang
saling menguatkan kala susah, berbagi tawa kala bahagia.
Dan kami yang selalu mencari ridho-Mu serta nilai terbaik
untuk mengantarkan kami ke kelas yang lebih tinggi lagi.
Ini dua permataku. InsyaAllah kan kujemput SATU lagi permata
satu saat nanti :)
Love
/Aya
Namanya susah2 amat mbak... dan keduanya pake nama akhiran Salfarino. Tapi arti namanya bagus2 mbak.
ReplyDeleteHihihi...
DeleteIbu saya juga bilang nama cucunya susah susah mba Ren :)
Salfarino itu nama ayahnya, jadi ditambahkan di belakang nama mereka. Tadinya mau dikasih Salfarino Junior I dan Salfarino Junior II gak dapet ijin hihihih :)
sabar ya, Aya. aku pernah mengurus 3 batita sendirian juga. jadi aku tahu rasanya y ang kamu ceritakan... hehe...
ReplyDeletedek Aik umurnya sudah 3 tahun dan baru bisa bilang 'maem' 'mimik' 'mbak' 'bapak' dan 'tumpah'
speech delaynya lebih parah kan. sekarang dia sedang menjalani terapi di klinik anak berkebutuhan khusus.
Iya La...
DeleteDuh dua aja udah sebegindang rempongnya, salut tingkat proponsi padamu La :)*engkau emak yang sangat kerreeeenn...
saya juga punya dua mba..dan sepasang pula..
ReplyDeleteseneng bgt kalo mereka lagi ketawa bercanda dan main....tapi kadang juga bikin keluar tanduk dr kepala kalo lagi rewel hehe...tp yg pasti seneng dan bahagia apalagfi kl mereka semua senang :D
Aduuuh sepasang malaikat :) mama papanya punya pasukan semua ya...
DeleteSeninya mendidik anak klo pas mereka rewel *butuh kesabaan tingkat dewa ya :)
Setiap anak memang punya karakteristik yang berbeda-beda. Semoga saja saat ini Shoji sudah pinter bicara ya?
ReplyDeleteBTW lama gak update ya mbak? Repot dg 2 permata hati ?
Iya nih mba Ren, waktunya dibagi bagi, jadi jaran berkunjung ke rumah mba Ren juga hiks :(
Deletesemoga bisa lebih konsisten nulisnya hehhehe
sedihhhhhhhhhhhhhh kapan ya tiba saatnya saya bisa merasakan hamil mual,ngidam, bangun malam, netein, nyebokin,.....kin..kin..hikssss...
ReplyDeleteSaat yang tepat itu pasti datang uwie...udah diatur tur tur...
Deletetinggal tunggu aja :)