Kemarin tuh saya lagi merajuk-rajuk sama suami pengen
diajakin keluar. Bahkan sekadar untuk belanja di minimarket deket rumah.
Pandemi udah setahun belakangan dan saya sama sekali nggak pernah ke luar
rumah. Kok bisa? Ya karena selama ini yang keluar buat belanja pasti Uda.
Menurut beliaunya, enak belanja sendiri, jelas akan sesuai sama daftar
belanjaan yang saya kasih ke dia. Iya sih, gak dipunggkiri kalau belanja sama
saya berakhir dengan banyakan jajan di luar daftar kebutuhan rumahtangga. Mampir sini lihat yang cute, mampir sana lihat yang diskon, balik lagi ada yang kemasan bundle berhadiah piring cantik.
Kalau saya belanja, Uda bilang “Kamu tuh suka lama”. Saya bukannya suka berlama-lama belanja loh. Tapi, ketika membeli barang barang buat keluarga apalagi makanan dan minuman memang rada riwil. Sepertinya mata kuliah Ilmu Gizi dan Perencanaan Diet yang saya ambil ketika di bangku kuliah, masih sering terngiang ngiang di kepala. Meskipun saat ini ibu rumah tangga, tapi In sha Allah ilmu perkuliahan tetep kepake dong.
Pada dasarnya kita memiliki acuan kebutuhan gizi untuk tubuh
yang dikenal sebagai Angka Kecukupan Gizi (AKG). Angka ini adalah anjuran kecukupan
rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur,
jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Jadi bagi yang belum belajar ilmu gizi dasar secara mendalam,
kita akan sangat terbantu dengan keberadaan AKG yang tertulis pada kemasan
makanan yang kita beli.
Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Seperti juga yang saya pelajari selama kuliah,
makanan-makanan yang kita konsumsi harusnya memenuhi gizi seimbang dan tidak terlalu
banyak gula, garam maupun lemak. Maksimal konsumsi gula untuk dewasa: tidak
lebih dari 30 gram (7 sendok teh) per hari. Anak-anak 7–10 tahun: tidak lebih
dari 24 gram (6 sendok teh) per hari. Anak-anak 2–6 tahun: tidak lebih dari 19
gram (4 sendok teh) per hari (alodokter.com).
Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman
Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Pada Pangan
Olahan dan Pangan Siap Saji
G4-G1-L5
Anjuran Konsumsi GULA /orang /hari adalah 10%
dari total energi (200 kkal)atau setara dengan Gula 4 sendok makan /orang /hari
(50 gram/orang/hari)
Anjuran Konsumsi GARAMadalah 2000 mg natriumatau
setara dengan Garam 1 sendok teh (sdt) /orang /hari (5 gram/orang/hari)
Anjuran Konsumsi LEMAK /orang/hari adalah 20-25%
dari total energi (702 kkal)atau setara dengan Lemak 5 sendok makan/orang /hari
(67 gram/orang/hari)
(http://www.p2ptm.kemkes.go.id/ )
Atas dasar AKG itulah saya lebih berhati hati dalam menyiapkan makanan untuk keluarga. Nggak mau dong anak-anak kita makan yang tidak sesuai dengan batas aman konsumsi.
Pilihan Lebih Sehat
Beruntung banget saya bisa ikutan acara Webinar Konsumsi
Berkesadaran untuk Pilihan Asupan yang Lebih Sehat dan Leboh Baik, Investasi
Kesehatan untuk Masa Depan. Acara ini diselenggarakan oleh Frisian Flag
dengan mendatangkan para ahli di bidang pangan. Para pengisi acara antara lain
adalah:
2. Dra Rita Endang., Apt., M.Kes (Deputi BIdang Pengawasan Pangan Olahan BPOM)
3. Seala Septiani, S. Gz, M. Gizi (Nutrisionis)
4. Hendry Setiawan
Dalam Sambutannya, Bapak Andrew menekankan pada konsumsi
berkesadaran atau mindful consumption. Ada banyak sekali produk yang tidak
mencantumkan label gizi. Hal ini dinilai Bapak Andrew cukup menyulitkan bagi
konsumen untuk memilih makanan yang lebih sehat untuk dikonsumsi. Karena itu,
Bapak Andrew cukup berbangga hati, bahwa Frisian Flag mengambil peran dalam
mindful consumption dengan memberikan logo pilihan lebih baik pada
produk-produknya.
Hal ini diharapkan bisa membantu masyarakat seperti saya untuk lebih mudah menemukan pilihan untuk konsumsi pangan keluarga yang berkesadaran dan lebih sehat.
Dra Rita Endang., Apt., M.Kes (Deputi BIdang Pengawasan Pangan Olahan BPOM) |
Panduan BPOM untuk Makanan Lebih Sehat
Webinar dilanjutkan dengan pemaparan dari Ibu Dra. Rita Endang., Apt., M. Kes mengenai kebijakan memberikan pencantuman label AKG dalam produk produk konsumsi. BPOM juga mendukung Global Action Plan yang digagas oleh WHO yang berupaya untuk mengurangi faktor risiko penyakit yang berasal dari diet tidak sehat ataupun kurang olahraga. BPOM juga memberikan opsi kebijakan dengan mempromosikan Pola Pangan Sehat melalui kegiatan sebagai berikut:
- Mengembangkan pedoman yang mendorong masyarakat untuk mengurangi asupan garam; memperbanyak konsumsi buah dan sayur; mengganti asupan asam lemak dengan asam lemak tak jenuh; mengurangi auspan gula bebas dan gula tambahan; serta membatasi kalori dan mengurangi porsi konsumsi.
- Mempromosikan ketersediaan pangan sehat pada institusi publik
- Mempertimbangkan alat ekonomi terkait pelaku yang mendukung pola pangan sehat
- Melakukan kampanye public yang mendorong masyarakat unatuk melakukan perilaku hidup sehat
- Mengembangkan pelabelan gizi untuk pangan olahan.
Pangan olahan sendiri adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan berupa pangan olahan terkemas, pangan industry rumah tangga, serta pangan siap saji. BPOM telah mengatur kebijakan mengenai Promosi Pola Pangan Sehat dan GGL (Gula, Garam, Lemak) yang dituangkan pada ketentuan mengenai keterangan kandungan gizi pada label pangan olahan. Dasar hukumnya adalah:
- Peraturan BPOM no 31 tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan
- Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019 tentang Informasi Nilai GIzi pada Label Pangan Olahan.
Dari kedua peraturan tersebut terdapat kewajiban untuk
mencantumkan kandungan gizi atau non gizi untuk semua pangan olahan dan
dicantumkan dalam bentuk Tabel Informasi Nilai Gizi. Sesuai dengan
peraturan BPOM No 16 Tahun 2020, pencantuman nilai kandungan gizi ini juga
wajib untuk usaha mikro dan usaha kecil. Disebutann juga di ayat 2, Pencantuman
ING berupa jenis, deskripsi, nilai kandungan gizi, dan takaran saji pangan
olahan. Untuk mempermudah, pelaku usaha cukup mengacu pada table nilai
kandungan gizi pangan per 100 gram dalam table. Sehingga tidak perlu lagi
melakukan pengujian di laboratorium jika dirasa memberatkan.
Logo Pilihan Lebih Sehat
Akhirnya demi mempermudah konsumen dalam memilih pangan
olahan yang lebih sehat berdasar pada kandungan gizinya, maka BPOM mulai
mernerapkan penggunaan logo secara bertahap. Saat ini dimulai dengan meberikan
logo pilihan lebih sehat untuk minuman siap konsumsi serta pasta dan mie
instan. Minuman siap konsumsi yang diberi label memiliki batas maksimum gula 6
gram/100ml. sementara untuk pasta dan mie instan memiliki lemak total kurang
dari 20 gr/100 gram dan garam (natrium) kurang dari 900 mg/100 gr.
Harapan BPOM dengan pengaturan logo pilihan lebih sehat
antara lain:
- Menyediakan pilihan pangan yang lebih sehat untuk konsumen, disesuaikan dengan kebutuhan gizinya.
- Menurunkan tingkat asupan GGL di masyarakat
- Edukasi konsumen untuk menjadikan kadiungan gizi sebagai salah satu penentu keputusan membeli pangan olahan
- Menciptakan persaingan sehat di kalangan industri dengan mendorongreformulasi dalam menyediakan pangan olahan yang lebih sehat.
Sebagai penutup, BPOM fungsi pencantuman label bagi konsumen :
- Pencantuman informasi nilai gizi bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar dapat memilih pangan olahan sesuai dengan kebutuhan gizi
- Logo “pilihan lebihsehat memudahkan konsumen untuk memilih pangan yang akan dikonsumsi.
- Sangat penting untuk membaca label, dengan cek kemsan, label, izin edar, dan kedaluwaarsa
- Dengan melihat informasi nilai gizi pada label, sehingga dapat melihat kontribusi produk tersebut terhadap pemenuhan gizi.
Seala Septiani, S. Gz, M. Gizi (Nutrisionis) |
Mindful Consumption
Akhirnya sampai juga pada pembahasan tentang mindful
consumption oleh mbak Seala, seorang nutrisionis yang menjelaskan bahwa mindful
consumption merupakan sebuah solusi cermat
asupan lebih sehat di tengah keberagaman produk pangan. Mindful
consumption diawali dari konsep populer mindful eating yang menekankan pada
process oriented. Kita terbiasa makan sekadar makan bahkan kadang tidak benar
mengenali apa yang kita makan, apa yang masuk ke mulut kita. Bahkan kadang
makan aja sambil disambi melakukan banyak hal yang lain. Padahal menikmati
proses, menikmati rasa, kenyang, nikmat, cukup adalah lebih penting agar kita
bisa hidup lebih berkesadaran. Penting sekali kita mengobservasi lapar atau
haus, meikmati makanan, mengenali emosi saat makan dan menghindari multitasking
untuk meningkatkan awareness.
Mindful eating adalah awal dari sebuah konsep pemikiran yang
lebih luas terhadap alam, diri sendiri dan komunitas terceil kita yang diawali
dari keluarga. Membentuk sebuah rasa kepedulian untuk hidup di masa mendatang
yang lebih baik.
Bagaimana memulai mindful eating? Kalau mbak Seala sendiri
mengatakan bahwa kita harus mengetahui dengan tepat bagaimana kebutuhan harian
tubuh kita dalam bentuk makanan seimbang. Tips kedua adalah lebih cermat
mempelajari produk yang akan dibeli. Mulai dari informasi pada kemasan hingga
reputasi produk. Selama masa pandemi ini, banyaknya orang yang menghabiskan
waktu di rumah memicu gaya hidup yang kurang sehat. Jajan dengan aplikasi
online yang kurang terkontrol serta kurangnya bergerak mengakibatkan obesitas
dan meningkatkan banyak risiko penyakit berat.
Susu merupakan pilihan pangan yang mrncakup banyak gizi.
Sumber protein, kalsium, serta fossfor alami yang membantu memperbaiki kepdatan
tulang, menurunkan risiko obesitas dan diabetes. Fosfor juga merupakan mineral
penting untuk menjaga kekuatan tulang dan gigi, menjaga metabolisme energi dan
protein serta perbaikan DNA yang rusak.
Komitmen Frisian Flag Mendukung Mindful Consumption
Frisian Flag diwakili oleh bapak Andrew mendukung baik
inisiatif yang digagas oleh BPOM untuk mencantumkan logo pilihan lebih sehat. Sejalan
dengan komitmen Frisian Flag yaitu Nourishing by Nature yang diwujudkan dalam pemberian
produk yang bergizi dengan kualitas terjangkau. Saat ini telah hadir kemasan
Frisian Flag 225ml/ 45ml dan 900ml yang sudah mencantumkan logo pilihan lebih
sehat pada kemasannya.
Sepakat dengan mbak Seala, Bapak Andrew menyampaikan bahwa
mindful consumption tidak terbatas pada pilihan asupan makan saja, namun jauh
lebih luas daripada itu. Frisian Flag Indonesia menginginkan rakyat sehat
sejahtera yang selaras dengan keberlangsungan lingkungan. Inovasi susu siap
minum dengan paperstraw sudah mulai dijalankan, begitu juga dengan pencantuman logo
FSC (Forest Stewardship Council) yang bermakna bahwa produknya dijamin
menggunakan material yang berasal dari FSC. FSC adalah sumber yang dikelola secara
bertanggungjawab dan berkelanjutan sehingga lebih ramah lingkungan. Selain itu
FFI juga mewujudkan kemasan yang 100% dapat didaur ulang.
Andrew F Saputro (Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia) |
Pencantuman checklist akan bisa membantu msyarakat hidup berkesadaran. Praktekkan konsumsi berkesadaran dengan asupan yang dikonsumsi setiap hari.
Shoji Rey suka minum Frisian Flag |
Peran logo Pilihan Lebih Baik Bagi Konsumen
Dengan adanya logo membantu ibu ibu muda dalam menyediakan makanan yang terjamin mutu dan sehatnya untuk keluarga. Mbak Amalia Sarah sebagai wakil dari Momblogger Community juga merasa logo ini membuat proses belanja lebih efektif. Apalagi untuk beberapa ibu yang tidak punya waktu banyak untuk belanja, hal ini akan membantu para ibu menggunakan waktunya untuk melakukan banyak hal lain yang produktif. Jadi gimana nih, sudah siap menerapkan mindful cosumption untuk keluarga kita?
Salam Sehat
/Aya
Kartika Nugmalia
Tertampar sekali. Terkadang saya juga makan sekadar makan saja. Jangankan menikmati dengan seksama atau mengetahui kebutuhan nutrisi, kalau sudah lapar kadang speed makan juga sangat cepat.
ReplyDeleteWah susu Frisian flag coconut delight ini menurutku unik sih mbak, rasa susu dan gurihnya santan jadi satu. Kebaikan susu dan lemak kelapa...mmmhm yummy banget plus ada logo pilihan lebih sehat ya Mbak.
ReplyDeleteInsightful sekali artikelnya :) anyway, 'susu bendera' ini dah dari zaman aku kecil sampe skg punya 2 anak masih minum ini wkwk
ReplyDeleteFrisian Flag memang menjadi susu legend untuk setiap generasi pada masnaya. Thank mbak ulasannya, sangat bermanfaat. Oh ya, meja kerjanya terasa hangat mbak. Kece :D
ReplyDeleteSegala sesuatu yang berlebihan pastinya tidak baik. Syukurnya untuk gula saya tidak berlebihan tapi untuk garam sepertinya saya kelebihan dari 1 sendok teh hehe
ReplyDeleteJadi ingat chicken soup for the soul .jadi ternyata makan itu gak hanya biar kenyang tapi juga mesti diperhatikan dampak baiknya bagi tubuh.
ReplyDeleteWah, frisian flag coconut delight ini favoritku banget! Dulu pas hil karena gak biss minum susu hamil, sebagai tambahan kalsium aku minum susu UHT setiap hari. Dan kalau pagi karena suka eneuk, suka banget minum frisian flag yang varian coconut delight. Enak!
ReplyDeleteDan aku baru tau juga soal logi, pilihan lebih baik dari BPOM. Bisa jadi solusi emak² yang suka malas baca ingredients nih, thanks for sharing bun.
Baca Artikel ini kaya ke tampar dan di ingetin banget soal kebutuhan nutrisi dan kesehatan dalam makanan.
ReplyDeleteTertampar di kalimat ini "kita terbiasa makan yang tidak benar" 🙈
ReplyDeleteAku pribadi terkardang mikirin yang bagus, tapi terkadang nyari yang enak hehe.
Btw kalau frisian flag coconut delight ini paling sering dibeli suami juga, rasanya enak dan gizinya udah dijamin
hal-hal kecil kayak gini tuh kadang luput dari kesadaran kita. yuk bisa yuk hidup bergizi yuk
ReplyDeleteMemang ya mba, kalau ibu ibu itu belanja pasti lama. Ya alasan nya karena kalau kita yang berbelanja pasti dipikirkan banget menu apa yang sehat dan bergizi untuk sekeluarga.
ReplyDeleteKayak Frisian Flag jadi daftar penting dalam belanjaan.
Artikelnya mantap sekali. Memang ingin sehat itu gampang gampang susah y
ReplyDeleteMenarik banget logo pilihan lebih baik ini mba. Jadi memudahkan ibu2 buat milih minuman untuk keluarga. Apalagi frisian flag termasuk yg sering keluargaku konsumsi
ReplyDelete