kartikanugmalia.com

Kebayang gak Bund, kalau anak-anak yang belum paham arah kanan dan kiri kita lepas untuk bersepeda di jalan. Wah, membayangkan saja saya tak sanggup. Untuk anak hiposensitif seperti Shoji, dia cenderung lebih mudah merasa aman dan nyaman. Itu bagus sih, tapi ternyata efek negatifnya adalah dia kurang bisa memahami potensi bahaya yang ada di sekelilingnya. Jadi bisa dibilang bertolak belakang dengan Rey yang lebih hipersensitif

Eh bahasan apa ya ini? Sebenarnya masih nyambung dengan postingan saya tentang Rey kemarin disini. 

Jika di postingan sebelumnya saya menceritakan pengalaman assessment Rey, maka di postingan kali ini saya akan menceritakan pengalaman assessment Shoji

Tapi sebelum kesana, sering terlintas dalam pikiran saya, ini kok saya punya anak dua tapi kepribadiannya semacam bertolak belakang gitu. Ada gak sih yang seperti saya? Punya dua anak dengan karakter yang berbeda?

Ternyata, tiap anak punya hal hal yang membuat dia istimewa. Masing masing selalu berhasil membuat kita kagum akan hal hal unik yang tidak pernah kita tau sebelumnya. Sebagai orang tua, apapun yang berhasil dilakukan setiap anak, sangat perlu kita apresiasi supaya anak makin merasa termotivasi untuk mengerjakan kebaikan kebaikan yang lain

Di pertemuan kedua dengan Ms, Neivy ini saya mengajak Shoji untuk di assessment. Kalau untuk Shoji ini saya berusaha untuk menggali bagaimana gaya belajar Shoji supaya bisa optimal menerima input dan bisa menyimpan memori dengan baik. Saya mengamati lho, Shoji itu punya daya ingat yang luarbiasa terhadap hal hal kecil yang menarik untuknya. Catat ya, “menarik untuknya”. Bahkan dia masih mengingat warna baju yang saya pakai ketika kami sedang jalan jalan ke Salah satu wahana permainan keluarga. Sementara saya sendiri sudah lupa. Sebegitu menarik dan detil hal yang diingat seorang Shoji.

Tapi memang saya akui ini tidak berlaku untuk materi pelajaran di sekolah atau bahkan hafalan surat surat pendek yang kami minta untuk dibaca setiap hari sebelum tidur. Kayanya susaaah banget masuk di memori Shoji dan saat recall juga kami amati dia cukup kesulitan.

Tapi apakah benar Shoji kesulitan mengingat? Hmm.. ternyata perkiraan kami terbantahkan lewat pengalaman assessment bersama Miss Neivy kemarin. Dengan menyesuaikan gaya belajar Shoji, ternyata Shoji cukup baik dalam menerima stimulasi dan meresponnya dengan baik. Jadi, yuk mari kita bahas satu per satu.

Dari 4 level sensori integrasi yang disampaikan, cukup mengagetkan bahwa Shoji sudah cukup banyak menguasai bagian bagian dalam piramida tumbuh kembang. Jika kemarin pada Rey masih banyak yang perlu diintervensi, Shoji memiliki PR lebih sedikit. Ini lebih terfokus kepada penggunaan bahasa yang tepat untuk memberikan arahan dan mengkombinasikannya dengan gerakan supaya visual dan kinestetik Shoji terstimulasi dalam waktu yang bersamaan.

Pada awal sesi, Shoji langsung diminta untuk masuk ke ruangan terapi sensori integrasi dengan cara melompat. Diawali dengan tanpa intervensi, dan membebaskan Shoji untuk merespon perintah Ms. Neivy sesuai dengan pemahamannya. Ternyata di luar dugaan kami, Shoji cukup bagus dalam menerima perintah dan memberikan respon. Miss Neivy juga sempat memberikan stimulasi motorik halus untuk Shoji dengan menjimpit pompom menggunakan pinset. Ternyata Shoji juga melewatinya dengan cukup baik.

Beberapa anak sangat sensitive terhadap stimulasi yang ada ada tubuhnya, sementara sebagian lain justru kebalikan. Jika Rey termasuk hiper sensitive, maka Shoji sebaliknya. Shoji tampaknya tidak terlalu terganggu dan jauh lebih bisa fokus ketika mengerjakan sesuatu. Terlihat ketika Ms. Neivy mencoba memberikan pertanyaan pada Shoji dengan posisi Shoji bergelantungan di papan gantung. Shoji tetap bisa menjawab pertanyaan pertanyaan dari Ms. Neivy dengan penuh konsentrasi.

Safety pada anak

Beberapa hal yang jadi concern dari Ms. Neivy untuk anak-anak istimewa seperti Shoji antara lain adalah safety. Sampai saat ini Shoji belum berani kami lepas untuk bersepeda ke jalan yang agak besar. Pasalnya, dia masih belum memiliki kepekaan atau tanda bahaya. Saat ayah mengajak bersepeda di jalan raya, Shoji masih belum bisa menangkap tanda bahaya. Kadang Ayah harus benar benar mengawasi dan memastikan Shoji tidak bersepeda terlalu ke tengah.

Ms. Neivy juga berpesan bahwa Shoji perlu sekali untuk memahami konsep kanan dan kiri. Ini termasuk konsep dasar yang perlu dikuasai anak-anak karena sangat diperlukan kelak jika mereka dewasa. Ms. neivy juga memberikan tips untuk membuat anak seperti Shoji lebih mudah menghafal. Awalnya kami meragukan cara ini akan berhasil. Karena sepanjang perjalanan mengajarkan hafalan pada Shoji memang teramat sulit. Ternyata, Ms. Neivy meyakinkan kami bahwa Shoji adalah anak yang cerdas. Dia mudah menghafal asal dalam prosesnya melibatkan kinestetik atau Gerakan tangan.

  
Tanpa kami sangka sangka, tidak ada 5 menit, Shoji berhasil menghafalkan nomor handphone Ayah dengan menggunakan metode gerakan tangan seperti yang diajarkan Ms. Neivy. Wah, Alhamdulillah kami dapat ilmu baru lagi nih. Saat ini kami juga berusaha mengajarkan hafalan Juz Amma menggunakan metode gerakan tangan. Dan ternyata benar, Shoji lebih mudah menghafal surat surat dengan cara itu.

Salah satu aspek safety atau keamanan buat Shoji juga adalah pengenalan mata uang. Jujur, kami memang belum pernah secara langsung mengenalkan mata uang kepada Shoji. Paling dia tau Cuma pecahan dua ribuan untuk jajan atau ditabung. Selain itu memang nilai uang belum pernah kami ajarkan. Ternyata kami salah, mengajarkan nilai uang kepada anak sejak dini ternyta juga penting. Mengetahui sistem dan nilai uang akan membantu mereka untuk survive di masa depan.

Tugas yang harus dikerjakan

Ms. Neivy berpesan pada kami untuk memberikan seting rules yang konsisten kepada Shoji. Terutama mengenai daily routine dan mengenai tugas tugas yang perlu dia kerjakan. Kecenderungan Shoji jika kurang diingatkan, dia sering melupakan apa yang sedang dikerjakannya.

Kemudahan dan kesulitan belajar

Salam Cinta,



/Aya

Kartika Nugmalia